Sedih... itu yang kurasakan saat ku melihat uang dalam dompet tinggal 35 ribu rupiah padahal tanggal masih berada di pertengahan bulan. Gundah ketika melihat tempat beras hanya bersisa 1 liter saja sedangkan makan harus tetap berlanjut karna badan harus tetap kuat untuk bisa menjalani hari hari. Itulah kehidupan tahun pertama aku bersama suami di sebuah kontrakan yang tidak begitu layak untuk di tinggali karna kecemasan selalu ada disetiap aku ingin memejamkan mata pada malam hari.
Cemas karna tanpa sepengetahuan kami hewan reptil berbadan panjang selalu tiba tiba muncul di atas langit langit entah itu malam hari ataupun siang hari padahal pintu rumah selalu terkunci rapat. Sepertinya hewan tersebut menjadikan tempat kami sebagai tempat bermainnya.
Bukan nyaman tapi tidak ada pilihan lain untuk menempati tempat itu. Karna saat itu penghasilan suami hanya cukup untuk makan saja untungnya kami belum di karunia anak sehingga kesulitan hidup yang kami rasakan tidak di rasakan oleh anak anak kami. 800 ribu adalah upah suami yang di bayarkan bosnya setelah satu bulan memperbaiki sepeda motor mili beberapa konsumen , tak ada tambahan penghasilan apa pun selain dari gaji honorku selama 3 bulan yang di bayar dengan nominal 300 ribu saja.
Untuk menyambung hidup, tidak jarang kami selalu membeli beras raskin yang di sediakan oleh desa setempat. Selain itu dengan semangat untuk mendapatkan uang aku memberanikan diri untuk berjualan baso keliling ketika aku memiliki waktu luang. Tidak ada rasa malu ataupun gengsi saat itu, karna yang ada di benakku adalah bagaimana caranya aku bisa membantu suami supaya uang yang di dapat bisa mencukupi kebutuhan kami dalam satu bulan , lelah itu sudah pasti tapi aku ikhlas menjalaninya karna aku sadar bahwa kami bukan dari keluarga pewaris, tak ada yang bisa di wariskan oleh orang tua kepada kami karna orang tua kami hanyalah orang biasa yang mencari sesuap nasi dengan keringatnya.
Waktu berlalu dan berjalan sebagaimana mestinya, hari berganti hari , bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, sampai pada akhirnya aku mendengar ada pembukaan Calon Pegawai Negeri Sipil di sebuah grup whatsapp, dengan niat dan keinginan yang bulat aku meminta ijin kepada suami untuk ikut mendaftarkan diri dan alhamdulillah suami memberikan motivasi yang selalu membuat hati bersemangat.
Tidak hanya kepada suami , orang tua dan mertua pun aku datangi hanya semata mata mengharap Rido dan doa nya agar aku bisa lolos dalam tes CPNS tersebut. Tibalah saatnya waktu untuk mendaftarkan diri melalui online ,tidak semudah apa yang aku bayangkan ternyata untuk mendaftar saja sangat sulit karna aku harus bersaing dengan ribuan peserta satu indonesia untuk bisa masuk ke portal SSCN yang di buat oleh pemerintah.
3 hari berlalu dan aku masih belum bisa menembus portal tersebut padahal batas waktu pendaftaran sudah semakin sempit, rasa lelah dan putus asa mulai mendekati hati dan fikiranku. Aku sudah menyerah dan menangis sejadi jadinya pada suami dan orang tuaku, tapi mereka mematahkan rasa lelahku, motivasi yang mreka berikan membuat aku bangkit dari rasa putus asa tersebut. Aku berusaha mencoba untuk yang terakhir kalinya dan kodarulloh aku bisa menembus portal SSCN dan bisa upload berkas berkas yang diminta oleh portal tersebut.
Tidak cukup dengan upload berkas saja, masih panjang perjalanan ku untuk bisa lulus CPNS. Dari mulai harus menunggu kelulusan hasil perifikasi berkas sampai pada mengikuti tes CAT. Tidak mudah melewati hari-hari dengan kecemasan yang luar biasa, sambil menunggu hasil verifikasi berkas tidak henti hentinya aku berdoa kepada Allahku memohon agar selalu di beri kemudahan dalam segala urusan.
Selang beberapa hari, hasil perifikasi berkas akhirnya sudah diumumkan dan alhamdulillah aku bisa lulus, dari situlah petualanganku di mulai mengadu nasib dengan ribuan orang se-Indonesia untuk mengikuti tes CAT yang di selenggarakan di 2 tempat yaitu tes pertama diadakan di Pandeglang dan tes kedua di adakan di Tanggerang.
Tiba saatnya aku pergi diantar oleh suamiku dengan membawa doa dari orang tua untuk mengikuti tes CAT yang di selenggaarakan di Pandeglang , kami pergi dengan motor beat merah di temani gemericik hujan yg membasahi tubuh di selimuti oleh mantel tipis yang lusuh. Sementara teman temanku dengan gagah dan percaya dirinya di antar oleh mobil mobil yg tak kan bisa menembus basah. Gumaman kecil keluar dari mulutku kepada suamiku, “ betapa nyamannya mereka tidak kedinginan dan kebasahan seperti kita ya “ dan suamiku bekata dngan jawaban yang bermakna, “ tidak apa apa suatu saat kita akan seperti mereka”.
Akhirnya setelah tiba di ruangan, aku tertegun melihat begitu luas dan banyak sekali komputer yang berjejer dan telah di duduki kira kira oleh 1 ribu orang peserta, dengan kekuatan hati dan doa dari orang yg menyayangi, tibalah aku mengisi soal soal CAT yang begitu luar biasa memuat kepala kleyengan, akan tetapi dengan jumlah soal 100 akhirnya aku bisa mengisinya sampai selesai dengan waktu yg sangat mepet.
Di luar ruangan suamiku berdoa dengan sangat tegang karna jumlah nilai aku dan kedua sainganku sangat amat tipis, mreka berdua lebih unggul 1 angka dariku dan disitulah aku menangis sejadi jadinya untuk yang kesekian kalinya sambil berdoa semoga ada keajaiban dari Allah untukku.
Aku pulang dengan membawa kekecewaan, galau yang aku rasakan saat itu tidak selesai dalam beberapa hari sampai akhirnya keluar pengumuman Bahwa aku lulus di tes yang pertama, qodarulloh Allah telah mendengar doaku. Senang bercampur bahagia dan terharu menyelimuti hatiku tak berhenti aku mengucap syukur kepada Allah karna semua yang terjadi atas ijin Nyalah. Selang beberapa hari akhirnya ku terpanggil untuk mengikuti tes yang terkahir di kota Tanggerang.
Berbeda dengan keberangkatan yang pertamaku, saat itu aku pergi ke tangerang bersama teman kampungku yang sama - sama akan mengikuti tes juga. Seperti biasa aku pergi di antar suamiku yang tak pernah lelah menemani perjuanganku.
Berbeda dengan hasil tes awalku, kali ini aku unggul ke 2 dari ke tiga sainganku. Tangisku saat itu memuncak karena melihat hasil tes yang begitu gamblang menjelaskan bahwa aku lulus tes CPNS , dengan refleknya aku bersujud di depan ratusan orang yang sedang melihat hasil tesnya, ya Allah ya rob aku meyakini bahwa Allah selalu bersama disetiap langkahku.
Dengan lulusnya aku dalam tes CPNS itu, Allah telah mengubah nasib hidupku. Karna PNS adalah pekerjaan yang menjanjikan untuk semua orang. Begitu banyak orang orang yang mendambakan menjadi pegawai negeri sipil akan tetapi jalan yang di lalui untuk menjadi PNS itu tidak sangat mudah dan tentunya akan selalu ada campur tangan Allah di dalamnya.
Hari hari berlalu, sampai pada saatnya aku keluar dari kontrakan yang menjadi tempat bermain reptil reptil itu.
Babak baru di mulai, kehidupan ku bersama suamiku mulai mendapatkan secercah cahaya, kami memutuskan untuk mengambil perumahan dekat tempat tugas baruku, 30 menit untuk sampai ke tempat tugasku dari perumahan tersebut. Kulalui hari hariku dengan penuh tanggung jawab dan kebahagiaan karna memang dari awal aku sangat menyukai profesiku sebagai guru sekolah dasar.
Seiring berubahnya jalan hidupku, Allahpun memberikan perubahan nasib kepada suamiku, Allah memberikan pekerjaan yang jauh lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Allah menempatkan posisi yang nyaman untuk suamiku dalam pekerjaannya sampai kami bisa menabung dan tanpa terencana kami bisa membeli sebuah kendaraan roda 4 yang dulu sempat suami katakan di saat beliau mengantar aku tes CPNS. Masih sangat terngiang di telingaku , “ suatu saat kami akan seperti mereka memiliki dan menaiki kendaraan roda 4”.
Sungguh pencapaian yang luar biasa, kita tak akan pernah tau rencana apa yang Allah siapkan untuk umatnya, aku tidak pernah tau jika kehidupanku akan berubah seperti saat ini. Yang aku tau adalah aku dan suamiku iklas serta sabar dalam melewati kehidupan yg Allah berikan sebelumnya.
Terlepas dari itu semua, peran suamiku sangat amat penting dalam kehidupanku Beliau adalah teman , partner, penasihat, dan pelindung untuk aku.
Petualangan hidup kami dimulai dari nol karna kami adalah perintis bukan pewaris. Kami berjuang bersama membangun kehidupan yang baik nyaman dan layak.
Doa adalah senjata ampuh bagiku, keyakinanku terhadap penciptaku menguatkan tekadku dan membulatkan semangatku untuk mencapai semua ini.